Minggu, 18 September 2016

ILMU PENGANTAR MEDIA KOMUNIKASI

NAMA             : ALIMANSYAH SIREGAR
NIM                 : 2016.01.0001
SEMESTER     : 1 (SATU)
JURUSAN       : KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM ( KPI)
DOSEN            : CANDRA P. PUSPONEGORO, SS

ILMU PENGANTAR MEDIA KOMUNIKASI
JAWABAN :
Komunikasi yang efektif dan efisien tentu sangat diperlukan pada tiap – tiap individu, demi tercapainya tujuan dari suatu perbincangan ataupun musyawarah. oleh karena itu, adanya ilmu komunikasi ini, menjadi ilmu yang sangat berguna, untuk memperbaiki cara berkomunikasi kita dalam lingkungan hidup kita sehari – hari, agar komunikasi kita tercapai pada tujuannuya dan tentunya juga dapat menghindari kesalah pahaman dalam berkomunikasi.
            Untuk menjalankan komunikasi dalam aktivitas kita sehari – hari. maka, kita harus melihat dimana posisi kita berada, karena komunikasi yang baik mempunyai beberapa tata cara berkomunikasi dalam penyampaiannya, yaitu dilakukan dengan cara satu arah atau dengan cara dua arah.
* Komunikasi Satu Arah
Komunikasi satu arah ialah komunikasi yang disampaikan oleh seseorang, kemudian dilakukan oleh orang atau kelompok tertentu sesuai dengan arahan orang yang menyampaikan. contonya, seorang Ustad yang memberikan kajian kepada jama’ah nya, misalnya mengenai tata cara berhaji. maka para jama’ah harus mengikuti sesuai dengan cara yang telah disampaikan oleh bapak ustad tersebut. contoh lain, seorang pimpinan yang memberikan tugas kepada karyawannya. maka, karyawan tersebut harus melakukan tugasnya sesuai dengan instruksi atau sesuai dengan apa yang diharapkan pimpinannya.
* Komunikasi Dua Arah
            Komunikasi dua arah ialah komunikasi yang disamapaikan terdapat pendapat, ide – ide, gagasan ataupun keritik dari tiap – tiap individu, demi menghasilkan tujuan yang disepakati bersama. contohnya rapat yang diadakan oleh pengurus masjid bersama para jama’ah untuk pembangunan mesjid dan kegiatan – kegiatan rutinitas di dalam masjid tersebut. maka, selain dari gagasan – gagasan yang telah disampaikan oleh pengurus masjid tersebut. tentu, diperlukan lagi ide – ide dari para jama’ah, mungkin gagasan – gagasan yang disampaikan oleh pengurus masjid ada yang kurang tepat atau ada masukan dalam pembanguna atau tambahan rutinitas – rutinitas kegiatan masjid tersebut. dan setelah selesainya rapat tersebut, maka dihasilkan kesepakatan mengenai hal – hal apa saja yang harus dilakukan untuk kemakmuran masjid tersebut.
            Dari beberapa contoh tata cara penyampaian komunikasi tersebut diatas, yang dilakukan dengan cara satu arah dan dengan cara dua arah. maka, apabila digunakan sesuai dengan tempatnya diharapkan terwujudlah komunikasi yang efektif , efisien dan penuh hikmah. yaitu , sesuai dengan maksud dan tujuannya. tanpa harus terdapat kesalah pahaman komunikasi yang dapat merugikan individu atau kelompok tertentu.
·         Pengalaman saya dalam menggunkan komunikasi satu arah atau dua arah
            ketika saya masih duduk di sekolah  SD ( Sekolah Dasar ), ketika mengerjakan tugas harian sekolah untuk membuat sebuah kubus dari kertas kartoon, ketika guru mata pelajaran memberikan arahan untuk membuat kubus yang benar, saya anggap itu mudah dan ketika instruksi penyampaian mengenai pembuatan kubus tersebut telah selesai. maka, masing – masing dari kami ditugaskan untuk membuat sebuah kubus sesuai dengan apa yang diarahkan oleh guru mata pelajaran kami. dengan perasaan mampu maka, saya buatlah kubus tersebut. awal dari pembuatan saya dapat menyelesaikannya. namun, untuk tahap berikutnya saya mulai bingung. karena, tahap awal proses pembentukan sebuah kubus haruslah sesuai dengan sisi dari masing – masing sisi kubus tersebut. maka akan mudah untuk tahap berikutnya, dan saya melewatkan penjelasan dari tahap tersebut. oleh karena saya tidak mendengarkan instruksi dari guru saya dan tidak mau bertanya saat  ada yang belum dimengerti, akhirnya hasil yang saya dapat tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh guru mata pelajaran saya.
            Dari pengalaman saya diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan komunikasi yang satu arah harus dilakukan sesuai dengan pengarahan dari orang yang memberi pengarahan kepada kita. Apabila terdapat pendapat selain dari yang diarahkan, maka sudah pasti hasil yang diinginkan tidak akan sesuai dengan harapan.
            Pengalaman saya yang lainnya mengenai penggunaan komunikasi dua arah yaitu terjadi pada, Hari Raya Idul Adha tahun ini (1347 H), Yaitu mempersoalkan pembagian daging hewan qurban kepada orang non muslim. Dari beberapa kalangan masyarakat berpendapat bahwa, hewan qurban haruslah juga dibagikan kepada orang non muslim, agar hati mereka tergerak untuk mengenali islam sedikit demi sedikit.dan menurut, kalangan masyarakat yang lain tidak perlu memberi daging hewan qurban  kepada orang non muslim, karena mereka bukan dari golongan orang muslim. Dari pendapat masing – masing kalangan ini, sangat berbeda. Kemudian salah seorang yang mengetahui hal tersebut memberitahukan kepada pak ustad yang paham dan ahli dalam hal ini. Maka pak ustad tersebut berkata “ boleh memberikan daging hewan qurban kepada orang non muslim denga tujuan dakwah atau syiar agama. Tapi dengan catatan, apabila daging qurban sudah terbagi rata kepada seluruh orang yang berhak menerimanya, yaitu kaum muslim. dan kemudian apabila terdapat sisa yang berlebih dari hewan qurban tersebut, barulah dibagikan kepada orang non muslim” jawab pak ustad.
            Dari contoh tersebut diatas terdapat komunikasi dua arah yaitu, perbedaan pendapat antara kaum muslim, mengenai pembagian hewan qurban kepada orang non muslim. maka, untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman tetang hal tersebut. Diharapkan, dari masing – masing kalangan menerima arahan dari pak ustad, sehingga terwujudlah komunikasi yang efektif dan efisien serta menghasilkan tujuan yang diinginkan tanpa merugikan antara satu denga yang lainnya.
            Dan masih banyak lagi komunikasi yang tidak sesuai dengan visi dan misi dari pengalaman saya, yang tidak mungkin saya tuangkan seluruhnya pada kesempatan kali ini. 
Mengenai perbandiang komunikasi saya sebelum dan sesudah duduk di bangku pekuliahan
sebelumnya saya belum pernah belajar mengenai penggunaan komunikasi satua arah atau dua arah, sehingga saya dalam berkomukasi masih berantakan dan kadang menimbulkan ketidak pahaman dalam menghasilkan visi dan misi tujuan suatu perbincangan.dan setelah saya duduk di kampus STIDKI AL AZIZ pada semester I (satu) saya mendapatkan cara berkomunikasi yang baik dan benar, melalui mata kuliah pengantar media komunikasi yang di bimbing oleh Bapak Candra P.Pusponegoro, SS. dan saya ingin sekali mendalami ilmu media komunikasi ini demi memperlancar hubungan komunikasi antar sesama, dan menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan visi dan misi tercapainya sebuah komunikasi.
            Demikianlah jawaban dari tugas dan pengalaman saya yang singkat ini, kiranya terdapat kesalahan dalam penulisan kata atau belum sesuai dengan kesan yang diharapkan. maka, saran dan keritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Terimakasih.