NAMA : ALIMANSYAH SIREGAR
NIM : 2016.01.0001
SEMESTER : 1 (SATU)
JURUSAN : KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM ( KPI)
DOSEN : CANDRA P. PUSPONEGORO, SS
ILMU PENGANTAR MEDIA KOMUNIKASI
JAWABAN
:
Komunikasi
yang efektif dan efisien tentu sangat diperlukan pada tiap – tiap individu,
demi tercapainya tujuan dari suatu perbincangan ataupun musyawarah. oleh karena
itu, adanya ilmu komunikasi ini, menjadi ilmu yang sangat berguna, untuk
memperbaiki cara berkomunikasi kita dalam lingkungan hidup kita sehari – hari,
agar komunikasi kita tercapai pada tujuannuya dan tentunya juga dapat
menghindari kesalah pahaman dalam berkomunikasi.
Untuk menjalankan komunikasi dalam
aktivitas kita sehari – hari. maka, kita harus melihat dimana posisi kita
berada, karena komunikasi yang baik mempunyai beberapa tata cara berkomunikasi
dalam penyampaiannya, yaitu dilakukan dengan cara satu arah atau dengan cara
dua arah.
* Komunikasi Satu
Arah
Komunikasi
satu arah ialah komunikasi yang disampaikan oleh seseorang, kemudian dilakukan
oleh orang atau kelompok tertentu sesuai dengan arahan orang yang menyampaikan.
contonya, seorang Ustad yang memberikan kajian kepada jama’ah nya, misalnya
mengenai tata cara berhaji. maka para jama’ah harus mengikuti sesuai dengan
cara yang telah disampaikan oleh bapak ustad tersebut. contoh lain, seorang
pimpinan yang memberikan tugas kepada karyawannya. maka, karyawan tersebut
harus melakukan tugasnya sesuai dengan instruksi atau sesuai dengan apa yang
diharapkan pimpinannya.
* Komunikasi Dua Arah
Komunikasi dua arah ialah komunikasi
yang disamapaikan terdapat pendapat, ide – ide, gagasan ataupun keritik dari
tiap – tiap individu, demi menghasilkan tujuan yang disepakati bersama.
contohnya rapat yang diadakan oleh pengurus masjid bersama para jama’ah untuk
pembangunan mesjid dan kegiatan – kegiatan rutinitas di dalam masjid tersebut.
maka, selain dari gagasan – gagasan yang telah disampaikan oleh pengurus masjid
tersebut. tentu, diperlukan lagi ide – ide dari para jama’ah, mungkin gagasan –
gagasan yang disampaikan oleh pengurus masjid ada yang kurang tepat atau ada
masukan dalam pembanguna atau tambahan rutinitas – rutinitas kegiatan masjid
tersebut. dan setelah selesainya rapat tersebut, maka dihasilkan kesepakatan
mengenai hal – hal apa saja yang harus dilakukan untuk kemakmuran masjid
tersebut.
Dari beberapa contoh tata cara
penyampaian komunikasi tersebut diatas, yang dilakukan dengan cara satu arah
dan dengan cara dua arah. maka, apabila digunakan sesuai dengan tempatnya
diharapkan terwujudlah komunikasi yang efektif , efisien dan penuh hikmah.
yaitu , sesuai dengan maksud dan tujuannya. tanpa harus terdapat kesalah
pahaman komunikasi yang dapat merugikan individu atau kelompok tertentu.
·
Pengalaman saya dalam menggunkan
komunikasi satu arah atau dua arah
ketika saya masih duduk di
sekolah SD ( Sekolah Dasar ), ketika
mengerjakan tugas harian sekolah untuk membuat sebuah kubus dari kertas
kartoon, ketika guru mata pelajaran memberikan arahan untuk membuat kubus yang
benar, saya anggap itu mudah dan ketika instruksi penyampaian mengenai
pembuatan kubus tersebut telah selesai. maka, masing – masing dari kami ditugaskan
untuk membuat sebuah kubus sesuai dengan apa yang diarahkan oleh guru mata
pelajaran kami. dengan perasaan mampu maka, saya buatlah kubus tersebut. awal
dari pembuatan saya dapat menyelesaikannya. namun, untuk tahap berikutnya saya
mulai bingung. karena, tahap awal proses pembentukan sebuah kubus haruslah
sesuai dengan sisi dari masing – masing sisi kubus tersebut. maka akan mudah untuk
tahap berikutnya, dan saya melewatkan penjelasan dari tahap tersebut. oleh
karena saya tidak mendengarkan instruksi dari guru saya dan
tidak mau bertanya saat ada yang belum
dimengerti, akhirnya hasil yang saya dapat tidak sesuai dengan apa yang
dijelaskan oleh guru mata pelajaran saya.
Dari pengalaman saya diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan komunikasi yang satu arah harus dilakukan
sesuai dengan pengarahan dari orang yang memberi pengarahan kepada kita. Apabila
terdapat pendapat selain dari yang diarahkan, maka sudah pasti hasil yang
diinginkan tidak akan sesuai dengan harapan.
Pengalaman saya yang lainnya
mengenai penggunaan komunikasi dua arah yaitu terjadi pada, Hari Raya Idul Adha
tahun ini (1347 H), Yaitu mempersoalkan pembagian daging hewan qurban kepada
orang non muslim. Dari beberapa kalangan masyarakat berpendapat bahwa, hewan
qurban haruslah juga dibagikan kepada orang non muslim, agar hati mereka
tergerak untuk mengenali islam sedikit demi sedikit.dan menurut, kalangan
masyarakat yang lain tidak perlu memberi daging hewan qurban kepada orang non muslim, karena mereka bukan
dari golongan orang muslim. Dari pendapat masing – masing kalangan ini, sangat
berbeda. Kemudian salah seorang yang mengetahui hal tersebut memberitahukan
kepada pak ustad yang paham dan ahli dalam hal ini. Maka pak ustad tersebut
berkata “ boleh memberikan daging hewan qurban kepada orang non muslim denga
tujuan dakwah atau syiar agama. Tapi dengan catatan, apabila daging qurban
sudah terbagi rata kepada seluruh orang yang berhak menerimanya, yaitu kaum
muslim. dan kemudian apabila terdapat sisa yang berlebih dari hewan qurban
tersebut, barulah dibagikan kepada orang non muslim” jawab pak ustad.
Dari contoh tersebut diatas terdapat
komunikasi dua arah yaitu, perbedaan pendapat antara kaum muslim, mengenai
pembagian hewan qurban kepada orang non muslim. maka, untuk menghindari
terjadinya kesalah pahaman tetang hal tersebut. Diharapkan, dari masing –
masing kalangan menerima arahan dari pak ustad, sehingga terwujudlah komunikasi
yang efektif dan efisien serta menghasilkan tujuan yang diinginkan tanpa
merugikan antara satu denga yang lainnya.
Dan masih banyak lagi komunikasi
yang tidak sesuai dengan visi dan misi dari pengalaman saya, yang tidak mungkin saya tuangkan seluruhnya pada kesempatan kali ini.
Mengenai
perbandiang komunikasi saya sebelum dan sesudah duduk di bangku pekuliahan.
sebelumnya
saya belum pernah belajar mengenai penggunaan komunikasi satua arah atau dua
arah, sehingga saya dalam berkomukasi masih berantakan dan kadang menimbulkan
ketidak pahaman dalam menghasilkan visi dan misi tujuan suatu perbincangan.dan
setelah saya duduk di kampus STIDKI AL AZIZ pada semester I (satu) saya
mendapatkan cara berkomunikasi yang baik dan benar, melalui mata kuliah
pengantar media komunikasi yang di bimbing oleh Bapak Candra P.Pusponegoro, SS.
dan saya ingin sekali mendalami ilmu media komunikasi ini demi memperlancar hubungan
komunikasi antar sesama, dan menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan visi
dan misi tercapainya sebuah komunikasi.
Demikianlah jawaban dari tugas dan
pengalaman saya yang singkat ini, kiranya terdapat kesalahan dalam penulisan
kata atau belum sesuai dengan kesan yang diharapkan. maka, saran dan keritik
yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Terimakasih.